ARIFIE,JAKARTA – Negara Singapura kembali mengalami gelombang Covid-19. Hal itu dikonfirmasi Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung. Dia menjelaskan kasus Covid-19 di negaranya naik drastis selama dua minggu.
“Kita berada di awal gelombang di mana gelombang ini terus meningkat jadi menurut saya gelombang ini akan mencapai puncaknya dua hingga empat minggu kedepan yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni,” kata Ong dilaporkan Strait Times (20/5/2024).
Rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 di Singapura meningkat sekitar 250 dari 181 pada minggu sebelumnya. Namun, kasus di ICU masih rendah yaitu 3 kasus.
Ong mengatakan, jika jumlah kasus COVID-19 meningkat dua kali lipat Singapura akan memiliki 500 pasien dalam sistem layanan kesehatannya dan jumlah tersebut masih dapat ditangani oleh Singapura.
Namun, jika jumlah kasus meningkat dua kali lipat untuk kedua kalinya, maka akan ada 1.000 pasien.
“Itu akan menjadi beban besar bagi sistem rumah sakit. Seribu tempat tidur setara dengan satu rumah sakit daerah,” ungkap Ong.
Negara Singapura. (Foto: https://pin.it/4tZBycf6e)
“Jadi, menurut saya sistem layanan kesehatan harus mempersiapkan diri menghadapi apa yang akan terjadi,” sambungnya.
Ong menegaskan akibat lonjakan kasus ini, tidak ada rencana untuk melakukan pembatasan sosial dalam bentuk apapun atau tindakan wajib lainnya. Menurutnya, Covid-19 dianggap sebagai penyakit endemik di Singapura.
Itu diungkapkannya seraya menambahkan bahwa penerapan tindakan tambahan akan menjadi pilihan terakhir.
Ong mengatakan, dengan Singapura sebagai pusat transportasi dan komunikasi, kota ini akan menjadi salah satu kota yang mengalami gelombang Covid-19 lebih awal dibandingkan kota lain.
“Jadi, Covid-19 hanyalah sesuatu yang harus kita jalani. Setiap tahun, kita akan menghadapi satu atau dua gelombang,” pungkasnya Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung. (*)