Seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina, negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, perlu memikirkan ulang kebijakan hubungan diplomatik dan ekonomi mereka dengan kedua negara besar ini. Mengurangi ketergantungan pada AS dan Cina bisa menjadi langkah yang bijak untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan ini. Selain itu, memperkuat hubungan dengan mitra non-tradisional, seperti negara-negara Teluk dan Amerika Latin, bisa menjadi strategi yang menjanjikan.
Ketegangan AS-China yang Kian Memanas
Ketegangan AS-Cina terus meningkat, dengan beberapa peristiwa diplomatik yang memperkeruh situasi. Contohnya, ketika AS menutup konsulat Cina di Houston, Cina merespons dengan menutup konsulat AS di Chengdu. Ketegangan ini berlanjut meskipun kedua negara telah menandatangani perjanjian perdagangan pada Januari untuk mengakhiri perang dagang yang berlangsung selama dua tahun. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia memperburuk hubungan kedua negara, yang saling menuduh satu sama lain sebagai asal virus. Ketegangan juga meningkat dengan langkah AS membeli persenjataan besar untuk menantang klaim Cina di Laut Cina Selatan.
Faktor Politik di Asia Tenggara
Secara politik, negara-negara ASEAN menghadapi dilema: mereka ingin mempertahankan manfaat ekonomi dari hubungan dengan Cina, namun semakin khawatir dengan agresivitas Cina di Laut Cina Selatan. Banyak negara ASEAN juga kurang percaya bahwa AS bisa menjadi mitra jangka panjang yang konsisten untuk keamanan kawasan. Meskipun AS berupaya memperkuat keamanan di kawasan ini, kebijakan luar negeri AS terkadang dianggap tidak bisa diprediksi, terlebih dengan prioritas domestik yang mendesak. Ketidakpastian ini mendorong ASEAN untuk mempertimbangkan strategi diplomatik yang lebih mandiri.
Dampak Ketegangan AS-China pada Ekonomi ASEAN
Dampak ketegangan AS-Cina meluas ke sektor ekonomi global. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa konfrontasi ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia hingga 1,8%. Proteksionisme antara AS dan Cina juga mengancam akses negara-negara ASEAN ke pasar AS. Ketegangan ini bahkan berpotensi membentuk dua blok ekonomi baru—satu dipimpin oleh Cina dan lainnya oleh AS—yang akan menyulitkan ASEAN mempertahankan perdagangan dengan kedua pihak sekaligus. Tantangan ini membuat ASEAN perlu mempertimbangkan opsi mencari mitra baru yang lebih stabil.
Opsi Alternatif: Negara Teluk dan Amerika Latin
Di tengah ketidakpastian hubungan dengan AS dan Cina, ASEAN, termasuk Indonesia, bisa memperluas hubungan dengan negara-negara Teluk dan Amerika Latin. Negara-negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan menjadi pasar potensial bagi produk ekspor ASEAN. Selain itu, negara-negara Teluk menawarkan peluang besar untuk investasi di sektor-sektor baru dan bisa menjadi gerbang untuk memasuki pasar Timur Tengah yang lebih luas. Hubungan dengan negara-negara ini juga lebih sedikit menimbulkan sentimen negatif yang terkait dengan ideologi, berbeda dengan hubungan dengan AS dan Cina yang kerap menimbulkan sentimen negatif di beberapa negara ASEAN.
Negara-negara Teluk, khususnya, memiliki kesamaan nilai politik dan religius dengan negara-negara Muslim di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia. Kesamaan ini bisa menjadi pondasi kuat untuk kerjasama ekonomi dan politik yang lebih erat, terutama dalam isu-isu strategis seperti Palestina. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki kesamaan kepentingan dan nilai dengan negara-negara Teluk. Yang bisa mengurangi sentimen negatif dari masyarakat Indonesia dalam membangun hubungan ini.
ASEAN dan Kerjasama Ekonomi Regional
ASEAN memiliki peluang besar untuk memfasilitasi kerjasama ekonomi yang lebih erat dengan negara-negara non-tradisional ini. Misalnya, ASEAN bisa memperkuat kerangka kerjasama yang sudah ada. Seperti ASEAN-Gulf Cooperation Council Ministerial Meetings dan The ASEAN–Pacific Alliance Framework for Cooperation. Selain itu, ASEAN juga harus fokus untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara di kawasan Teluk dan Amerika Latin. Langkah ini akan memperluas akses pasar bagi ASEAN dan mengurangi ketergantungan pada AS dan Cina.
Kesimpulan
Ketegangan AS-China memberikan pelajaran penting bagi negara-negara ASEAN untuk mencari alternatif mitra yang lebih stabil dan aman. Memperluas hubungan dengan negara-negara Teluk dan Amerika Latin dapat memberikan ASEAN pilihan yang lebih luas dalam mengelola risiko ekonomi dan politik global. Dengan demikian, Indonesia dan ASEAN memiliki peluang untuk membangun kemitraan yang lebih seimbang, mandiri, dan menguntungkan.