Kitab Sullamut Taufiq Pasal Kewajiban Hati

July 24, 2025

Setelah membahas kewajiban lahiriah seperti Kewajiban Menafkahi Kerabat, kini kita memasuki bagian yang lebih mendalam dan pribadi dalam ajaran Islam, yaitu Kewajiban Hati.

Dalam Islam, tidak cukup seseorang hanya menjalankan kewajiban secara fisik—karena hati adalah pusat niat, keikhlasan, dan kesadaran. Bab ini mengingatkan bahwa kebersihan hati, keimanan yang tulus, dan niat yang benar merupakan pondasi bagi setiap amal.

Di dalamnya dibahas hal-hal yang wajib diyakini dan dijaga dalam hati, seperti iman kepada Allah dan rukun-rukun iman lainnya, ikhlas dalam beramal, takut dan berharap hanya kepada Allah, serta menjauhi penyakit hati seperti riya’, hasad, ujub, dan sombong.

Pembahasan Kitab Sullamut Taufiq Pasal Kewajiban Hati ini menjadi penting karena amal yang tidak dibarengi dengan hati yang bersih dan niat yang benar, tidak akan diterima di sisi Allah. Maka, memperhatikan kewajiban hati adalah bentuk penyempurnaan iman dan tanda kesungguhan dalam menjalani agama.

KEWAJIBAN HATI


فَصْلٌ : في واجِباتِ القَلْبِ

مِنَ الواجِباتِ القَلْبِيَّةِ: الإيمانُ بِاللهِ [كما تَقَدَّمَ بَيانُهُ في بابِ أُصُولِ الدِّينِ]، و[الإيمانُ] بِما جاءَ عَنِ اللهِ [كما تَقَدَّمَ بَيانُهُ في بابِ أُصُولِ الدِّينِ]، والإيمانُ بِرَسُولِ اللهِ [كما تَقَدَّمَ بَيانُهُ في بابِ أُصُولِ الدِّينِ]، و[الإيمانُ] بِما جاءَ عَنْ رَسُولِ اللهِ [كما تَقَدَّمَ بَيانُهُ في بابِ أُصُولِ الدِّينِ]، والتَّصْدِيقُ [وهو مَعْنَى الإيمانِ] ، واليَقِينُ [وهو عَدَمُ الشَّكِّ فِيما يَجِبُ الإيمانُ بِهِ] ، والإخْلاصُ وهو العَمَلُ [بِالطّاعَةِ] للهِ وَحْدَهُ، والنَّدَمُ على المَعاصِي [لَكُوْنِها مُخالَفَةً لِأَمْرِ الخالِقِ]،

والتَّوَكُّلُ [وهو الاعْتِمادُ] على اللهِ [في أُمُورِ الرِّزْقِ والسَّلامَةِ مِنَ الضَّرَرِ وغيرِ ذٰلك، وعَدَمُ الرُّكُونِ إلى الأَسْبابِ مَعَ الأَخْذِ بِها]، والمُراقَبَةُ للهِ [وهي أنْ يُدِيمَ اسْتِحْضارَ أنَّ اللهَ مُطَّلِعٌ عليه يَعْلَمُ بِهِ ويَراهُ ويَسْمَعُهُ، لِيَدُومَ خَوْفُهُ مِنْ مُخالَفَةِ أَمْرِهِ] ، والرِّضا عَنِ اللهِ [وهو التَّسْلِيمُ له تَعالَى وتَرْكُ

الاعْتِراضِ عليه سُبْحانَهُ]، وحُسْنُ الظَّنِّ بِاللهِ [بِأَنْ يَتَذَكَّرَ ما عَوَّدَهُ عليه مِنَ الإحْسانِ فَيَرْجُوَ مِثْلَهُ في المُسْتَقْبَلِ]، و[حُسْنُ الظَّنِّ] بِخَلْقِ اللهِ [بِألّا يَظُنَّ بِهِمْ سُوءًا بِغَيْرِ قَرِينَةٍ كافِيَةٍ شَرْعًا]، وتَعْظِيمُ شَعائرِ اللهِ [أي كُلِّ ما جُعِلَ عَلَمًا على طاعَةٍ كَالصَّلاةِ، والمُرادُ تَعْظِيمُ كُلِّ ما عَظَّمَهُ الشَّرْعُ]،

والشُّكْرُ على نِعَمِ اللهِ [أي عَدَمُ اسْتِعْمالِها في مَعْصِيَةٍ]، والصَّبْرُ على أداءِ ما أَوْجَبَ اللهُ، والصَّبْرُ عَمّا حَرَّمَ اللهُ [أي على البُعْدِ عَنِ الحَرامِ]، و[الصَّبْرُ] على ما ابْتَلاكَ اللهُ به [بِألّا يَدْفَعَكَ بَلاءٌ إلى مَعْصِيَةٍ]، والثِّقَةُ بِالرِّزْقِ [أي بِأنَّ ما كُتِبَ لَكَ أنْ تَنْتَفِعَ بِهِ لَنْ يَفُوتَكَ]، واتِّهامُ النَّفْسِ [فِيما تَأمُرُهُ بِهِ خَشْيَةَ أنْ تَكُونَ تُخادِعُ لِلتَّوَصُّلِ إلى مُحَرَّمٍ]، وعَدَمُ الرِّضا عنها [أي عَنِ النَّفْسِ، بِتَذَكُّرِ تَقْصِيرِها]، وبُغْضُ الشَّيْطانِ [بِالمَيْلِ إلى مُخالَفَتِهِ]، وبُغْضُ الدُّنْيا [بِعَدَمِ الالْتِفاتِ إلى ما يُلهِي منها عَنْ طاعَةِ اللهِ]،
وبُغْضُ أَهْلِ المَعاصِي [بِالمَيْلِ عنهم، والنُّفُورِ مِنْ مَعاصِيهِمْ، ورَفْضِ الاقْتِداءِ بِهِمْ فيها]،

ومَحبَّةُ اللهِ


ومَحبَّةُ اللهِ [تَعالَى بِتَوْطِينِ القَلْبِ على عِبادَتِهِ وَحْدَهُ واتِّباعِ أَوامِرِهِ واجْتِنابِ نَواهِيهِ]، و[مَحَبَّةُ] كَلامِهِ [تَعالَى، بِمُراعاةِ تَعْظِيمِ آياتِهِ والتَّسْلِيمِ له والعَمَلِ بِهِ]،
و[مَحَبَّةُ] رَسُولِهِ [تَعالَى، صَلّى اللهُ عليه وسَلَّمَ، بِالإيمانِ به وتَوْقِيرِهِ والمَيْلِ إلى كَمالِ اتِّباعِهِ، [ومَحَبَّةُ سائِرِ أَنْبِيائِهِ تَعالَى، بالإيمانِ بِهِم وتَعْظِيمِهِمْ]، و[مَحَبَّةُ] الصَّحابَةِ [بِاسْتِحْضارِ فَضْلِهِمْ، بِما لَهُمْ مِنْ سابِقَةٍ في الإسْلامِ، وشَرَفٍ بصُحْبَتِهِمْ لِلنَّبِيِّ، ونُصْرَتِهِمْ لَهُ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، وتَبْلِيغِهِمْ لِلدِّينِ]، و[محبَّةُ] الآلِ [بِمُراعاتِهِمْ إكْرامًا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسَلَّمَ، فَهُمْ أَهْلُهُ وذَوُو قَرابَتِهِ]،
و[مَحَبَّةُ المُهاجِرِينَ و]الأَنْصارِ [الَّذِينَ نَصَرُوا الدِّينَ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ المُكَرَّمَةِ والمَدِينَةِ المَنَوَّرَةِ، ولا سِيَّما السّابِقينَ الأَوَّلِينَ منهم]، و[مَحَبَّةُ] الصّالِحِينَ [بِتَعْظِيمِهِمْ والمَيْلِ إلَيْهِمْ وسُلُوكِ طَرِيقِهِمْ].

UNSUR-UNSUR IMAN


Termasuk kewajiban-kewajiban hati adalah :
1. Iman kepada Allah .
2. Iman kepada apa yang datang dari Allah.
3. Iman kepada utusan Allah
4. Iman kepada apa yang datang dari utusan Allah.
5. Tashdiq (menerima dan tunduknya hati thd apa yang sudah diketahui dari agama secara pasti) yang bermakna iman kepada ke empat hal tsb
6. Yakin yaitu tidak ragu terhadap apa yang wajib diimani.


IKHLAS



7. Ikhlash yaitu amal dalam keta’atan hanya untuk Allah saja.
8. Menyesali kemaksiyatan karena maksiyat menyelisihi perintah sang Maha Pencipta.


TAWAKAL 



9. Tawakkal yaitu berpegang teguh kepada Allah dalam urusan rizki, keselamatan dari bahaya dan selain hal itu, dan tidak condong kepada sebab-sebab beserta menggunakannya.

10. Muroqobah lillah /merasa diawasi oleh Allah, yaitu melanggengkan rasa hadir bahwa sesungguhnya Allah mengawasinya, mengetahui, melihat dan mendengarnya, tujuan muroqobah adalah agar langgeng perasaan takut dari menyelisihi perintah Allah.

11. Ridho kepada Allah, yaitu pasrah kepada Allah ta’ala dan tdk berpaling kepada Allah subhanah.

CARA HUSNUDZON (BERBAIK SANGKA) 



12. Husnudz dzon billah /berbaik sangka kepada Allah caranya dengan mengingat ingat apa yang Allah biasakan kepadanya dari kebaikan, jadi dia mengharap kebaikan yang serupa di waktu mendatang.

13. Husnudz dzon kepada makhluk Allah, caranya dengan tdk berburuk sangka tanpa adanya indikasi yang mencukupi secara syar’i.

14. Mengagungkan syi’ar Allah, maksud syi’ar disini adalah setiap sesuatu yang dijadikan tanda atas keta’atan misalnya sholat,dan maksudnya adalah mengagungkan setiap hal yang di agungkan oleh syare’at.



CARA BERSYUKUR



15. Bersyukur atas nikmat Allah, maksudnya adalah tdk mengunkana kenikmatan dalam bermaksiyat kepada Allah.



SABAR



16. Bersabar dalam menjalankan apa yang Allah wajibkan dan bersabar atas apa yang Allah hramkan , maksudnya adalah menjauh dari hal yang di larang.dan bersabar terhadap ujian Allah kepadamu dengan cara ujian tsb tidak mendorongmu kepada kemaksiyatan.

17. Tsiqoh (percaya) dalam masalah rizki, yaitu percaya bahwa apa yang telah ditulis bagimu untuk kau manfa’atkan tidak akan hilang darimu.



MENGONTROL NAFSU DAN SETAN



18. Mencurigai nafsu terhadap apa yang diperintahkan olehnya, khawatirnya perintah tsb adalah tipuan yang bisa menyampaikan pada hal yang dilarang,
19. Tidak ridho kepada nafsu dengan mengingat ingat kesalahannya.
20. Membenci syetan dengan cara condong pada menyelisihinya.
21. Membenci dunia dengan tidak melirik pada apa yang dapat melalaikan dari keta’atan kepada Allah,
22. Membenci ahlul maksiyat dengan menjauh darinya, lari dari kemaksiyatan dan menolak ikut dengan mereka dalam kemaksiyatan.



CARA MENCINTAI ALLAH



23. Cinta kepada Allah ta’ala dengan cara menempatkan hati untuk beribadah kepada-Nya saja, mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

24. Mencintai kalam-Nya dengan cara menjaga keagungan ayat-ayatnya, menghormatinya dan beramal dengannya.

25. Mencintai utusan-Nya yaitu Nabi shollallohu alaihi wasallma , dengan cara beriman kepadanya, menghormatinya dan condong kepada kesempurnaan mengikutinya.

26. Mencintai Nabi-nabi Allah lainnya, dengan cara beriman kepada mereka dan menghormati mereka.

27. Mencintai para sahabat dengan menghadirkan keutamaan mereka sebab mereka lebih dahulu masuk islam dan kemuliaan mereka sebab bersahabat dengan Nabi, dan pertolongan mereka kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam dan sebab penyampaian mereka kepada agama.

28. Mencintai keluarganya Nabi dengan cara menjaga mereka untuk memuliakan Nabi shollallohu alaihi wasllam, mereka adalah keluarganya Nabi dan kerabatnya.

29. Mencintai muhajirin dan anshor yaitu orang yang menolong agama dari penduduk makkah almukarromah dan madinah al munawwawroh, apalagi yang mula-mula masuk islam diantara mereka.

30. Mencintai orang sholeh dengan cara mengagungkan mereka , condong kepada mereka dan menapaki jalan mereka. Wallohu a’lam.

Nasihat dari Syaikh Abdullah bin Alawi Al-Haddad


فَصْلٌ : في نَصِيحَةٍ نَفِيسَةٍ مِنْ عالِمٍ جَلِيلٍ

وقالَ سَيِّدُنا عَبْدُ اللهِ بْنُ عَلَوِيٍّ الحَدّادُ، رَضِيَ اللهُ عنه ونَفَعَنا بِهِ، في كِتابِهِ النَّصائحِ الدِّينِيَّةِ ما مَعْناهُ: “وهٰذه أوْصافٌ يَجِبُ أنْ يَتَحَلَّى بِها ويَتَّصِفَ بِها كُلُّ مُؤْمِنٍ”اهـ، وهي قَوْلُهُ قَبْلَ هٰذا بَقَلِيلٍ: “أنْ يَكُونَ خاشِعًا، مُتَواضِعًا، خائفًا، وَجِلًا، مُشْفِقًا، مِنْ خَشْيَةِ اللهِ تَعالَى، زاهِدًا في الدُّنيا، قانِعًا بِاليَسِيرِ منها، مُنْفِقًا لِلْفاضِلِ عَنْ حاجَتِهِ مِمّا في يَدِهِ، ناصِحًا لِعِبادِ اللهِ تَعالَى، مُشْفِقًا عليهم، رَحِيمًا بِهِم، آمِرًا بِالمَعْرُوفِ، ناهِيًا عَنِ المُنْكَرِ، مُسارِعًا في الخَيْراتِ، مُلازِمًا لِلْعِباداتِ، دالًّا على الخَيْرِ، داعِيًا إلى الهُدَى، ذا سَمْتٍ وتُؤَدَةٍ، ووَقارٍ وسَكِينَةٍ، حَسَنَ الأَخْلاقِ، واسِعَ الصَّدْرِ، لَيِّنَ الجانِبِ، مَخْفُوضَ الجَناحِ لِلْمُؤْمِنِينَ، لا مُتَكَبِّرًا ولا مُتَجَبِّرًا، ولا طامِعًا في النّاسِ، ولا حَرِيصًا على الدُّنْيا، ولا مُؤْثِرًا لَها على الآخِرَةِ، ولا جامِعًا لِلْمالِ، ولا

مانِعًا له عَنْ حَقِّهِ، ولا فَظًّا ولا غَلِيظًا، ولا مُمارِيًا ولا مُجادِلًا ولا مُخاصِمًا، ولا قاسِيًا، ولا سَيِّئَ الأَخْلاقِ، ولا ضَيِّقَ الصَّدْرِ، ولا مُداهِنًا، ولا مُخادِعًا، ولا غاشًّا، ولا مُقَدِّمًا لِلْأَغْنِياءِ على الفُقَراءِ، ولا مُتَرَدِّدًا على السَّلاطِينِ، ولا ساكِتًا عَنِ الإنْكارِ عليهم مَعَ القُدْرَةِ، ولا مُحِبًّا لِلْجاهِ والمالِ والوِلاياتِ، بَلْ يَكُونُ كارِهًا لِذٰلك كُلِّهِ، لا يَدْخُلُ في شَيْءٍ منه، ولا يُلابِسُهُ، إلَّا مِنْ حاجَةٍ أو ضَرُورَةٍ” انْتَهَى كَلامُهُ رَضِيَ اللهُ عنه ونَفَعَنا بِهِ.


Pendapat Abdullah bin Alawi Al-Hadad ra

Junjungan kami Abdullah bin Alawi Al-Hadad ra, berpendapat dalam kitabnya yang bctjudul “Nashaaihud Diniyyah ”, bahwa semua itu adalah beberapa sifat yang wajib menghiasi setiap mukmin. Inilah sedikit pendapat darinya agar orang mukmin sebagai orang yang khusyu’ dan tawadu’ (rendah hati), takut dan merasa khawatir karena Allah swl, berzuhud di dunia, qana’ah dengan hal yang sedikit, dan berinfaq dengan kelebihan hartanya, memberi nasehat kepada hamba Allah swt. dengan belas kasih kepada mereka, memerintahkan dengan kebaikan dan mencegah kemungkaran. 

Konsisten terhadap beberapa ibadah yang memberi petunjuk pada kebaikan serta mengajak kepada petunjuk yang bersifat diam, santai, belas kasih, dan bersifat tenang yang baik budi, bijaksana, merendah kepada orang mukmin, tidak sombong, tidak bertindak lalim, tidak loba terhadap manusia, tidak berambisi terhadap dunia, dan tidak mendahulukan urusan dunia, mengakhirkan urusan akhirat, tidak suka 
mengumpulkan harta, juga tidak menolak haknya harta, tidak kurang ajar, sombong kepada orang mukmin, dan tidak bicara kasar, tidak suka membantah, bercekcok, membantah kebenaran, dan tidak berhati keras, tidak buruk budi, tidak berpandangan sempit, tidak menjilat (mengambil muka), menipu memalsukan dan tidak mendahulukan orang kaya dari orang fakir, tidak terus-menerus mendatangi para Raja, tidak diam karena tidak setuju, kepada mereka padahal ia mampu, juga tidak suka kemegahan, harta, kekuasaan, akan tetapi bagi orang mukmin adalah membencinya, tidaklah ia menyandangnya melainkan adanya hajat atau karena darurat. Selesai sudah pendapat Sayid Abdullah bin Alawi Al-Haddad ra.

Demikianlah uraian tentang Kitab Sullamut Taufiq Pasal Kewajiban Hati Karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thohir bin Alawi Al-Hadhromi Asy-Syafi’i (1191–1272 H). Setelah memahami Kitab Sullamut Taufiq Pasal Kewajiban Hati, selanjutnya anda dapat melanjutkan ke Kitab Sullamut Taufiq Bab Tentang Maksiat.

Advertisement 1
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 2
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 3
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan

Leave a Comment

Advertisement 1
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 2
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 3
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 1
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 2
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 3
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan

Post Info

Advertisement 1
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 2
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 3
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan

Latest Posts

Advertisement 1
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 2
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan
Advertisement 3
Ini adalah kolom untuk iklan. Jika berminat pasang iklan silahkan hubungi kami dengan klik tombol dibawah
Pasang Iklan