Setelah menjelaskan maksiat hati yang tersembunyi namun sangat membahayakan, pembahasan selanjutnya beralih pada salah satu bentuk maksiat yang sering kali dianggap sepele, namun dampaknya sangat besar, yaitu Pasal Maksiat Perut.
Perut adalah tempat masuknya rezeki, namun juga bisa menjadi pintu masuk dosa jika tidak dijaga. Dalam pasal ini dijelaskan bentuk-bentuk maksiat yang berkaitan dengan perut. Seperti memakan harta haram, mencuri, korupsi, memakan riba, menerima suap (risywah), dan segala jenis makanan atau minuman yang diharamkan oleh syariat.
Makanan yang haram bukan hanya mengotori tubuh, tetapi juga menggelapkan hati dan menghalangi doa dari dikabulkan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa daging yang tumbuh dari barang haram, maka neraka lebih pantas baginya.
Pasal ini menjadi peringatan penting agar setiap Muslim lebih berhati-hati dalam mencari rezeki. Dan memastikan apa yang dikonsumsi benar-benar berasal dari jalan yang halal dan bersih. Sebab, apa yang masuk ke dalam perut akan memengaruhi ibadah, akhlak, dan hubungan seorang hamba dengan Allah.
PASAL: MAKSIAT PERUT
فَصْلٌ : في مَعاصِي البَطْنِ
ومِنْ مَعاصِي البَطْنِ: أكْلُ الرِّبا؛ و[أكْلُ] المَكْسِ [أي الضَّرائِبِ] ؛ و[أكْلُ] الغَصْبِ؛ و[أكْلُ] السَّرِقَةِ؛ و[أكْلُ] كُلِّ مَأْخُوذٍ بِمُعامَلَةٍ حَرَّمَها الشَّرْعُ؛
وشُرْبُ الخَمْرِ، وحَدُّ الشّارِبِ [أي عُقُوبَتُهُ المُحَدَّدَةُ في الشَّرْعِ] أَرْبَعُونَ جَلْدَةً لِلْحُرِّ، ونِصْفُها لِلرَّقِيقِ، ولِلإمامِ الزِّيادَةُ تَعْزِيرًا [أي تَأْدِيبًا] ؛ ومنها أكْلُ [وشُرْبُ] كُلِّ مُسْكِرٍ؛ و[أكْلُ وشُرْبُ] كُلِّ نَجِسٍ؛ و[أكْلُ وشُرْبُ كلِّ] مُسْتَقْذَرٍ؛ وأكْلُ مالِ اليَتِيمِ؛ أو [أكْلُ] الأَوْقافِ على خِلافِ شَرْطِ الواقِفِ؛ و[أكْلُ] المَأْخُوذِ بِوَجْهِ الحَياءِ.
Diantara maksiat perut ialah :
1. Memakan barang riba
2. Pungutan liar (pajak liar)
3. Menggasab (memakan atau mengambil barang orang lain dengan terang-terangan tanpa izin dan tidak bertujuan untuk dimiliki)
4. Mencuri, yaitu mengambil barang orang lain dengan sembunyi-sembunyi dan untuk di miliki serta setiap pengambilan atau penerimaan barang dengan cara yang diharamkan oleh hokum syara’.
5. Minum arak dan hukumannya ialah dengan 40 kali dera pada badan bagi orang merdeka dan 20 kali bagi hamba sahaya. Sedangkan bagi imam (pemerintah) boleh menambahnya dengan hukuman ta’zir.
6. Memakan barang yang memabukkan (misalnya madat, ganja, narkotik dsb)
7. Memakan setiap barang yang najis (misalnya darah, bangkai dan daging hewan yang haram dimakan) dan barang yang dianggap menjijikan (misalnya ingus, dan sebagainya yang dianggap menjijikan oleh kebanyakan orang yang beradab).
8. Makan harta benda anak yatim tanpa hak atau harta wakaf dengan menyalahi persyaratan yang ditentukan oleh wakif, dan barang yang diberikan oleh pemberi karena merasa malu atau takut kalau ia tidak memberikannya (misalnya suapan dsb).
Demikianlah uraian tentang Kitab Sullamut Taufiq Pasal Maksiat Perut Karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thohir bin Alawi Al-Hadhromi Asy-Syafi’i (1191–1272 H). Setelah memahami Kitab Sullamut Taufiq Pasal Maksiat Perut, selanjutnya anda dapat melanjutkan ke Kitab Sullamut Taufiq Pasal Maksiat Mata.