in

Krisis Diplomasi Indonesia-Australia: Implikasi terhadap Hubungan Bilateral

Krisis Diplomasi Indonesia-Australia: Implikasi terhadap Hubungan Bilateral


1. Pendahuluan

Indonesia dan Australia adalah dua negara yang memiliki hubungan bilateral yang penting di kawasan Asia-Pasifik. Hubungan ini telah terjalin selama bertahun-tahun melalui kerja sama di bidang ekonomi, politik, dan keamanan. Namun, pada beberapa tahun terakhir, hubungan antara kedua negara mengalami krisis diplomasi yang cukup serius. Krisis ini dimulai pada tahun 2013 ketika terungkap bahwa Australia telah melakukan penyadapan terhadap telepon Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dan beberapa pejabat tinggi Indonesia lainnya. Sejak itu, hubungan antara Indonesia dan Australia menjadi renggang dan tegang. Artikel ini akan membahas implikasi krisis diplomasi Indonesia-Australia terhadap hubungan bilateral kedua negara.

2. Latar Belakang Krisis Diplomasi Indonesia-Australia

Krisis diplomasi Indonesia-Australia dimulai pada tahun 2013 ketika terungkap bahwa Australia telah melakukan penyadapan terhadap telepon Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dan beberapa pejabat tinggi Indonesia lainnya. Hal ini menjadi publik setelah dokumentasi dari Badan Keamanan Nasional Australia (ASIO) dan Badan Keamanan Luar Negeri Australia (ASIS) bocor ke media. Indonesia merespons dengan marah dan mengirimkan protes resmi ke Australia. Namun, Australia menolak untuk meminta maaf dan menghentikan praktik penyadapan tersebut.

Krisis ini semakin memburuk ketika pada tahun 2014, dua warga Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dihukum mati di Indonesia karena terlibat dalam perdagangan narkoba. Australia meminta agar kedua warga negaranya diampuni, namun permintaan tersebut ditolak oleh pemerintah Indonesia. Australia merespons dengan memboikot acara peringatan 100 tahun ANZAC Gallipoli di Turki yang dihadiri oleh Presiden Indonesia.

Krisis diplomasi semakin memanas ketika pada tahun 2015, kapal-kapal Australia memasuki perairan Indonesia tanpa izin dan menangkap 50 orang pengungsi asal Iran, Afghanistan, dan Pakistan yang sedang mencoba mencapai Australia. Indonesia menuntut agar pengungsi tersebut dibawa kembali ke Indonesia, namun Australia menolak. Indonesia kemudian memberlakukan embargo terhadap impor sapi dari Australia sebagai bentuk protes.

Krisis diplomasi ini juga memengaruhi kerja sama ekonomi antara kedua negara. Pada tahun 2015, Indonesia mengeluarkan kebijakan baru yang membatasi impor daging sapi dari Australia. Hal ini menyebabkan penurunan ekspor daging sapi Australia ke Indonesia, yang pada saat itu merupakan pasar terbesar bagi daging sapi Australia.

3. Implikasi Krisis Diplomasi Indonesia-Australia terhadap Hubungan Bilateral

Krisis diplomasi Indonesia-Australia memiliki implikasi yang signifikan terhadap hubungan bilateral kedua negara. Implikasi ini dapat dilihat dari segi politik, ekonomi, dan keamanan.

a. Politik

Krisis diplomasi Indonesia-Australia memengaruhi hubungan politik kedua negara. Hal ini terlihat dari reaksi keras yang ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia terhadap praktik penyadapan yang dilakukan oleh Australia. Indonesia merasa bahwa praktik penyadapan tersebut merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan negara dan hak asasi manusia. Kedua negara juga saling mengirimkan protes diplomatik yang memperburuk hubungan antara mereka.

Krisis ini juga memengaruhi hubungan diplomatik antara kedua negara. Setelah terungkap bahwa Australia melakukan penyadapan terhadap Presiden Indonesia, Indonesia memutuskan untuk menarik duta besarnya dari Australia. Indonesia juga menunda pertemuan antara para menteri dari kedua negara yang seharusnya berlangsung pada bulan November 2013.

b. Ekonomi

Krisis diplomasi Indonesia-Australia juga memengaruhi hubungan ekonomi kedua negara. Indonesia memberlakukan embargo terhadap impor sapi dari Australia sebagai bentuk protes. Hal ini menyebabkan penurunan ekspor daging sapi Australia ke Indonesia, yang pada saat itu merupakan pasar terbesar bagi daging sapi Australia. Kebijakan baru yang dikeluarkan Indonesia pada tahun 2015 yang membatasi impor daging sapi dari Australia juga memengaruhi hubungan ekonomi kedua negara.

Selain itu, krisis diplomasi ini juga memengaruhi investasi asing di Indonesia. Australia merupakan salah satu investor asing terbesar di Indonesia. Namun, krisis diplomasi membuat investor Australia ragu untuk melakukan investasi di Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

c. Keamanan

Krisis diplomasi Indonesia-Australia juga memengaruhi hubungan keamanan kedua negara. Kedua negara memiliki kerja sama keamanan yang penting, terutama dalam hal penanggulangan terorisme dan perdagangan narkoba. Namun, krisis diplomasi membuat kerja sama keamanan kedua negara menjadi terhambat.

Setelah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dihukum mati di Indonesia, Australia mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan kembali kerja sama keamanan dengan Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa krisis diplomasi dapat mempengaruhi kerja sama keamanan antara kedua negara.

4. Upaya untuk Menyelesaikan Krisis Diplomasi Indonesia-Australia

Pemerintah Indonesia dan Australia telah melakukan upaya untuk menyelesaikan krisis diplomasi yang terjadi antara kedua negara. Pada tahun 2014, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengeluarkan permintaan maaf kepada Presiden Indonesia atas praktik penyadapan yang dilakukan oleh Australia. Namun, permintaan maaf tersebut tidak dianggap memadai oleh pemerintah Indonesia.

Pada tahun 2015, Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengunjungi Australia dan bertemu dengan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott. Kedua pemimpin tersebut membicarakan upaya untuk memperbaiki hubungan bilateral antara kedua negara. Namun, kunjungan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan yang konkrit.

Pada tahun 2017, hubungan antara Indonesia dan Australia mengalami perbaikan setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia. Kunjungan tersebut dianggap sebagai tanda positif bahwa kedua negara bersedia untuk memperbaiki hubungan bilateral mereka. Namun, krisis diplomasi Indonesia-Australia masih belum sepenuhnya terselesaikan.

5. Kesimpulan

Krisis diplomasi Indonesia-Australia memiliki implikasi yang signifikan terhadap hubungan bilateral kedua negara. Krisis ini memengaruhi hubungan politik, ekonomi, dan keamanan kedua negara. Upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Australia untuk menyelesaikan krisis diplomasi ini, namun masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperbaiki hubungan bilateral antara kedua negara. Perbaikan hubungan antara Indonesia dan Australia sangat penting untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia-Pasifik.


What do you think?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Indahnya Sunset di Danau Beratan Bali

Indahnya Sunset di Danau Beratan Bali

Perkembangan Musik Tradisional Sumatera dari Masa ke Masa

Perkembangan Musik Tradisional Sumatera dari Masa ke Masa