Mengenal Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah sebagai Bagian dari Thoriqoh Qodiriyah

Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah atau yang lebih dikenal dengan sebutan TQN merupakan salah satu tarekat dalam Thoriqoh Qodiriyah. Tarekat ini memiliki sejarah dan tradisi yang panjang dalam perjalanan Islam di dunia. Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan umat Islam, khususnya di Asia Tengah dan Timur Tengah. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai sejarah, ajaran, dan praktik Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah sebagai bagian dari Thoriqoh Qodiriyah.

Sejarah Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah

Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah berasal dari dua tarekat yang berbeda, yaitu Tarekat Qodiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah. Tarekat Qodiriyah didirikan oleh Syekh Abdul Qodir al-Jailani di Baghdad, Irak pada abad ke-6 Hijriah. Sedangkan Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Syekh Baha’uddin Naqsyabandi di Uzbekistan pada abad ke-8 Hijriah.

Pada abad ke-19, Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah resmi didirikan oleh Syekh Muhammad Bahauddin Shah Naqshbandi, seorang keturunan Syekh Baha’uddin Naqsyabandi. Syekh Muhammad Bahauddin Shah Naqshbandi menggabungkan ajaran-ajaran dari kedua tarekat tersebut dan membentuk Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah.

Sejak saat itu, Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah menjadi salah satu tarekat yang paling populer di dunia Islam. Tarekat ini memiliki banyak pengikut di Asia Tengah, Timur Tengah, serta beberapa negara di Asia Selatan seperti Pakistan dan India.

Ajaran Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah

Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah memiliki ajaran-ajaran yang didasarkan pada ajaran Islam. Tarekat ini mengajarkan bahwa pengikutnya harus mengikuti lima rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Selain itu, Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah juga mengajarkan pentingnya mengingat Allah (zikir) dan memperbanyak doa (doa).

Tarekat ini juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama manusia. Pengikut Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah diajarkan untuk memperlihatkan kasih sayang, rasa hormat, dan keramahan terhadap sesama manusia. Selain itu, tarekat ini juga mengajarkan pentingnya memperbaiki diri sendiri dan mengendalikan nafsu.

Praktik Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah

Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah memiliki beberapa praktik yang berbeda dari praktik-praktik lain dalam Thoriqoh Qodiriyah. Salah satu praktik yang paling terkenal adalah zikir. Pengikut Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah melakukan zikir dengan cara mengulang-ulang kata-kata tertentu yang berkaitan dengan Allah. Zikir dilakukan dengan suara yang pelan dan tenang.

Selain zikir, Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah juga memiliki praktik lain seperti shalat berjamaah, membaca Al-Quran, mengunjungi makam-makam suci, dan melakukan puasa sunnah. Tarekat ini juga mengajarkan pentingnya menghormati guru atau syekh.

Pengikut Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah juga diajarkan untuk mengendalikan nafsu dan emosi. Tarekat ini mengajarkan bahwa emosi yang tidak terkendali dapat mengganggu keseimbangan spiritual seseorang. Oleh karena itu, pengikut Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah diajarkan untuk mengendalikan emosi dan nafsu mereka.

Kesimpulan

Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah adalah salah satu tarekat yang paling populer di dunia Islam. Tarekat ini memiliki sejarah dan tradisi yang panjang dalam perjalanan Islam di dunia. Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah mengajarkan pentingnya mengikuti lima rukun Islam, mengingat Allah (zikir), memperbanyak doa, menjaga hubungan dengan sesama manusia, memperbaiki diri sendiri, dan mengendalikan nafsu.

Praktik-praktik Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah mencakup zikir, shalat berjamaah, membaca Al-Quran, mengunjungi makam-makam suci, dan melakukan puasa sunnah. Tarekat ini juga mengajarkan pentingnya menghormati guru atau syekh dan mengendalikan emosi dan nafsu. Dengan mengikuti ajaran dan praktik Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah, pengikutnya diharapkan dapat mencapai kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup mereka.